Advertisement

Responsive Advertisement

Pondok Pesantren bukan Kotak Sulap


Pondok pesantren bukan kotak sulap – Tidak ada manusia yang tidak menginginkan kebaikan. Bahkan fitrah manusia itu cinta kedamaian dan merindukan kebaikan. Seburuk apapun akhlaq seseorang dan sebanyak apapun ia melalukan suatu hal yang buruk, pasti akan ada pada suatu titik dimana ia merindukan sebuah kebaikan sekecil apapun itu.  Padahal segala macam kebaikan itu memiliki dampak yang sangat besar dalam meningkatkan peradaban Islam yang sesungguhnya. Sebagaimana tujuan Allah mengutus Rasulullah itu salah satunya adalah sebagai penyempurna akhlaq manusia.

Di saat minimnya moral suatu generasi, di saat itulah sebuah kebaikan menjadi hal yang dianggap sebagai perbuatan yang hanya dimiliki oleh orang tertentu. Pondok pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan yang dianggap mampu untuk mengubah akhlaq seseorang. 

Jika sebelumnya pondok pesantren dianggap sebagai tempat pembinaan bagi orang-orang yang memiliki akhlaq buruk, saat ini pondok pesantren justru menjadi pilihan utama bagi beberapa orang tua. Hal tersebut tentu saja dikarenakan dengan tumbuhnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya ilmu agama terutama ilmu Islam dan sebagai lembaga pendidikan yang dianggap mampu mengubah prilaku atau sifat yang dimiliki anak. 

Ilmu agama lebih utama

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim.1HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224

Seluruhnya memiliki kewajiban yang sama, tidak memandang apakah ia sebagai orang tua, guru, dosen, polisi hingga seorang presiden. Bahkan nabi pun diwajibkan oleh allah untuk menuntut ilmu, dimana Rasulullah terus belajar kepada malaikat Jibril yang diutus oleh Allah kepadanya. 

Pendidikan terkhusus ilmu Islam merupakan hal yang lebih penting bahkan dari kebutuhan makan dan minum seseorang.

Ibnu Qayyim Rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa kebutuhan manusia kepada ilmu ini bersifat darurat, yakni kebutuhan yang sangat mendesak, bahkan lebih daripada kebutuhan tubuh manusia kepada makanan. Karena tubuh manusia membutuhkan makanan dalam sehari itu sekali atau dua kali atau mungkin tiga kali sehari, tetapi kebutuhan manusia terhadap petunjuk Allah adalah sebanyak tarikan nafasnya. 

Namun, perlu diperhatikan bahwa bukan berarti manusia tidak membutuhkan makan dan minum. Manusia tetap bisa bertahan hidup meskipun hanya makan satu kali dalam sehari. Namun, apabila seseorang terlepas dari petunjuk Allah, hatinya akan terasa mati setiap saat. 

Pondok Pesantren bukan Kotak Sulap

Perilaku anak sehari-hari merupakan cerminan dari pendidikan yang diberikan oleh lingkungan dan keluarga. Jika baik pendidikan yang diberikan, maka akan baik pula hasil yang didapat, dan sebaliknya, anak yang memiliki sikap yang buruk merupakan hasil dari pendidikan di lingkungan dan keluarga yang buruk setiap hari. Hasil dari pendidikan tersebut akan terus dibawa hingga ke masa berikutnya apabila tidak dibenahi dengan tepat, meskipun saat melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tugasnya melebihi tugas orang tua saat mendidik serta sangat jauh berbeda dengan sekolah umum, dimana seluruh aktivitas sejak bangun tidur hingga kembali tidur, perilaku anak menjadi tanggung jawab yang harus dibimbing. Kesalahan terbesar bagi orang tua saat menitipkan anak pada sebuah lembaga pendidikan terutama pada pondok pesantren adalah ketidaksabaran dalam memetik hasil. Pendidikan merupakan upaya memperbaiki seseorang ke arah yang lebih baik dan seluruhnya membutuhkan proses, dan memakan waktu yang tidak sebentar. sebagaimana perkataan imam syafi’i,

لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ، ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَ بُلْغَةٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ

Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali setelah memenuhi enam syarat, yaitu: kecerdasan, kemauan yang kuat, kesungguhan, perbekalan yang cukup, dan kedekatan dengan guru dalam waktu yang lama.

Betapa banyak orang tua yang menolak kebijakan padahal merupakan sebuah kebaikan, betapa banyak orang tua enggan mengeluarkan biaya padahal merupakan kebutuhan anaknya, betapa banyak orang tua yang turut menyalahkan guru hanya karena mendengar isu, betapa banyak orang tua yang acuh padahal motivasi dan dukungan orang tua merupakan suatu hal yang anak butuh.

Ketahuilah, Pondok Pesantren bukanlah sebuah kotak sulap yang mampu mengeluarkan hasil secara instan. Seluruh pendidikan yang telah diatur sedemikian rupa merupakan upaya untuk membentuk karakter dan keilmuan secara sistematis. Pendidikan dalam membentuk karakter dan keilmuan membutuhkan waktu hingga ke akhir hayat dan tidaklah cukup hanya dalam 3-4 tahun. Termasuk hal yang penting, orang tua hendaklah mendukung segala kebijakan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan dan bersabar dengan segala proses yang diterapkan agar hasil yang diharapkan dapat tercapai.

  • 1
    HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224

Post a Comment

0 Comments