Ibumu, Prioritas setelah Rabb dan Rasul-Nya – Sungguh, pengorbanan seorang ibu dalam upaya melahirkan anaknya tidak akan pernah dapat dibalaskan oleh apapun. Keberadaan bakal calon anak dalam tubuhnya yang mampu mengubah seluruh aktivitas hidupnya. Keberadaan bakal calon anak yang mampu mengubah bentuk tubuh indahnya. Keberadaan bakal calon anak yang mampu mengubah sifat dan perilakunya.
Rasa sakit mulai dirasakan sejak benih yang dititipkan oleh Rabbnya kepadanya hingga anaknya tumbuh dan berkembang. Seorang ibu sanggup merasakan kesakitan yang begitu dahsyat agar anak yang dikasihinya dapat merasakan menghirup udara dunia yang sifatnya hanya sementara ini. Rasa sakit yang tidak akan pernah terbayangkan oleh laki-laki manapun. Rasa sakit dimana setiap proses memiliki tingkatan masing-masing. Ketidaknyamanan seorang ibu dalam keadaan hamil yang ditandai dengan mual dan muntah yang berulang kali dirasakan. Kekebalan imun yang menurun sehingga dapat menyebabkan resiko penyakit lain dapat menyerangnya. Dalam kondisi demikian, ia tetap lebih mengkhawatirkan keadaan dan kesehatan bayi dibanding dirinya. Subhanallah.
Sosok yang sangat kuat
Saat Puncak rasa sakit dimana ia harus mengeluarkan anak yang dikandungnya saat tiba waktunya. Dimana rasa sakitnya bagaikan seluruh tulang yang dipatahkan secara bersamaan. Setiap tahapan persalinan ia lalui dengan penuh harap. Segala proses akan dilakukannya demi seorang anak yang ia sendiri tidak tau takdirnya di kemudian hari.
Namun, dalam sekejap seluruh rasa sakit tersebut dapat hilang saat ia dapat mendengar tangisan, memandang, mencium, mendekap bayi mungilnya. Seluruh rasa sakit, ketidaknyamanan selama kurang lebih 10 bulan yang ia rasakan dapat hilang seketika.
Saat dimana ibu menjadi lemah
Seorang ibu dapat dengan mudah menerima dan melupakan rasa sakit yang telah ia rasakan. Namun, ia tidak akan mudah menerima atau melupakan satu bentuk pembangkangan anak terhadapnya. Satu kata “ah” yang merupakan sebuah pembangkangan yang dilontarkan seorang anak sudah cukup membuat seorang ibu merasakan sakit melebihi sakit saat hamil hingga melahirkan. Sebuah kata yang cukup membuat air mata ibu menetes. Sebuah kata yang cukup membuat seorang ibu merasa gagal dalam mendidik anaknya. Sebuah kata yang sudah cukup menjadikan seorang anak sebagai anak yang durhaka.
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (Al-Isra’:23)
Dan satu kata pula yang mampu membuat ibu kembali tersenyum sesaat setelah ia menerima pembangkangan dari anaknya. Sebuah kata penyesalan yang tulus dan permintaan maaf dari seorang anak dapat meluluhkan hati seorang ibu.
Ibu adalah prioritas
Dikarenakan berbagai kepayahan seorang ibu dalam mengurus seorang anak mulai ia hamil, melahirkan hingga menyusui, Rasulullah memerintahkan untuk memperlakukan seorang ibu sebanyak tiga kali.
يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ
Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” 1HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad
Ridho Allah tergantung dari Ridho Orang Tua
Berdasarkan hadits diatas, perlakuan baik kepada ibu adalah tiga kali lebih besar daripada seorang ayah. Namun, bukan berarti seorang ayah tidak berhak mendapat perlakuan baik dari seorang anak. Keduanya tetap wajib menjadi orang yang paling berhak untuk diperlakukan dengan baik. Dan jadikan orang tuamu sebagai prioritas dalam hidupmu, maka Allah akan meridhai engkau.
رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ
Ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tua.2HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim
Ketaatan kepada Orang tua harus didasarkan oleh syariat Islam. Selama orang tua tidak memerintahkan untuk melakukan perbuatan yang dilarang dalam Islam maka ia wajib ditaati. Orang tua, terutama Ibu adalah prioritas setelah Allah dan Rasul-Nya
0 Comments